Jumat, 18 Januari 2013

Si Kotak Kaca Ajaib


Hari ini saya tidak ada kuliah dan juga hari ini saya tidak punya agenda yang mengharuskan saya keluar rumah. Jadi Saya dapat menghabiskan waktu seharian dirumah :D. Ketika hari menjelang siang, tepat saat pekerjaan dirumah sudah selesai. Saya menoleh kearah sebuah benda hitam berukuran kurang lebih 60cm x60cm yang terletak di ruang tengah. Benda itu ajaib, dia bisa menyedot segenap perhatian umat manusia. Dia juga bisa menunda perjumpaan hamba kepada tuhan-Nya diwaktu-waktu ibadah. Dia juga penyihir yang jitu, menyihir mata serta akal manusia untuk patuh kepada pesan-pesan yang disampaikannya. Sudah terbayang benda apa yang saya maksudkan?

Ya benar, Benda itu adalah Televisi, Si Kotak kaca ajaib.

Benda itulah yang sedang saya lihat sekarang. Waktu sekarang menunjukkan pukul 11 siang. saya berpikir kira-kira tayangan apa yang disajikannya saat ini. Saya mengambil remote control dan mencoba memilih-milih tayangan yang ada. Alhasil, yang saya lihat hampir seluruh channel TV menyajikan tayangan gosip. Beberapa artis sensasional pun menjadi sorotannya.

Saya menjatuhkan pilihan untuk menyimak berita tentang seorang publik figur yang cukup kontroversial. Beberapa waktu yang lalu dia mendapatkan penghargaan dalam kategori “Artis terseksi tahun 2012”. Bukan cuma itu, sebenarnya “Nazar” versi dirinyalah yang menjadi sorotan utama para awak media. Mau tahu apa nazar yang akan dipenuhinya jika dia mendapatkan penghargaan tersebut?

Nazarnya adalah dia bersedia mencium/dicium oleh semua kru TV dimana acara penghargaan tersebut digelar. Astaghfirullahal ‘adzim.

Zaman memang sudah edan. Mari kita kembali ke puluhan tahun silam. Nenek saya pernah bercerita kepada saya betapa sangat tebalnya batasan antara kaum wanita dan kaum pria pada zamannya. Beliau juga memberikan gambaran jelas betapa terjaganya interaksi antara wanita dan pria pada waktu nenek masih muda. Inikah yang dinamakan modernisasi zaman?

Televisilah yang telah mengambil peran yang besar dalam bobroknya akhlak pemuda negeri ini. Pagi hari disaat tenaga masih terisi, semangat masih membara, dan pikiran masih jernih, kita disuguhkan tayangan yang isinya ceramah, thausiyah, dan kultum pagi hari.

Namun Ketika malam tiba, ketika tenaga telah terkuras habis, pikiran menjelimet butuh istirahat, yang kita dapatkan bukan tayangan yang mencerahkan namun kita malah disuguhkan tayangan yang tidak berbobot. Rata-rata menjual sinetron remaja yang tidak mendidik, contohnya cerita tentang remaja yang hamil diluar nikah, anak SD dan SMP terjerat cinta monyet, lalu orangtua yang selingkuh, dan lain sebagainya.
Terbalik bukan?

Belum lagi ditambah betapa eksisnya Grup Band, Boyband, Girlband dan sejenisnya yang tampil silih berganti seraya menjual “pesonanya” untuk menjerat remaja-remaja yang sedang mencari panutan dan jati diri mereka.

Haruskah penerus bangsa ini bermental tempe yang tiap waktunya diisi dengan kegalauan, ikut-ikutan mode, lalu menjiplak mutlak idolanya?

Si Kotak kaca ajaib. Memang mengagumkan.

Ia membuat para ibu-ibu tidak pergi ke pengajian mingguan malah membahas gosip yang berlalu barusan..
Ia membuat para ayah bergadang menonton bola sampai lupa bangun shalat malam..

Ia membuat para remaja hilang jati dirinya karena sosok artis idola mereka yang dijadikan panutan..
Ya, Si Kotak kaca ajaib.

Pikiranku mengenai benda itu telah membuat lamunan yang cukup jauh, Benda itu masih menyala, namun sekarang tak terasa telah berganti tayangan. Bukan lagi acara gosip mengenai artis sensasional ataupun berita pasangan artis yang kawin cerai, namun benda itu mengabarkan berita duka, puluhan remaja jatuh pingsan ketika berdesakan menonton aksi panggung artis idolanya.

Remote control yang sedari tadi berada ditangan saya menjadi penolong keadaan. Dengan satu “klik” tombol Off, saya bisa menenangkan pikiran saya.

Ah.. Kotak kaca ajaib,

Beritahu aku jika tugasmu berganti alih, Bukan lagi menjadi media yang membayangi kerusakan akhlak, namun berubah menjadi media penyampai kebenaran, pembangun moral bangsa, atau pemberi pencerahan.
***


0 komentar:

Posting Komentar