Oleh: Sonia Faiqah
(Dakwatuna)
Laki-laki mulia
itu berjalan menyusuri mekkah,
Ia tertatih,
terjatuh, lalu bangkit lagi,
Bersimbah Kotoran
dan isi perut unta, tak menggubris langkahnya..
Ia tegar,
Meski kala itu
bau menyengat menjijikkan mengelilingi tubuhnya,
Senyumnya tak
pernah hilang,
Seakan
melukiskan hati yang begitu putih dan wangi..
Pada saat itu
Jibril berujar,
“Wahai kekasih
Allah, jika kau mau, izinkan aku membalas kejahatan mereka padamu sekarang
juga.”
Namun engkau
menjawab dengan setulus-tulus nurani,
“Jangan Wahai
Jibril, biarkanlah mereka, Sesungguhnya mereka belum mengerti.”
Ah Rasulullah,
Pelangi itu
indah, namun tak seindah akhlakmu,
Bulan itu putih,
namun tak seputih jiwamu,
Langit itu luas,
namun tak seluas hatimu..
Begitu cintanya
engkau pada ummatmu ya Rasul,
Tak bertepi
meski dihalau jarak,
Tak berujung
meski dipisah maut..
Ya Rasulullah,
Terimalah
Shalawat kami atasmu,
Dari ummatmu
yang berusaha mencintai sesempurna dirimu..
Wahai Kekasih
Allah, Salamun ‘alaika..
0 komentar:
Posting Komentar