Masih suka suudzon ??
ga bangeeeet.
nih, dibawah ada ilustrasi sebuah cerpen yang sudah lama ana buat, semoga bisa diambil ibrohnya.. :)
Antara Zahrah dan Rizky
Kejadian siang tadi terus menerus berputar dibenak Zahrah, berulang-ulang bagaikan kaset yang rusak. Kejadian yang terjadi sewaktu rapat ROHIS tadi, tapi lebih tepatnya seseorang yang ada dirapat tadi yang membuatnya kini seperti sedang resah. Meidia yang menatap Zahrah dengan tidak ramah.
Zahrah bingung mengapa mereka seperti berjarak dengan Zahrah selama rapat kajian muslimah berlangsung. Yang membuat Zahrah resah adalah mereka seperti sedang menyinggung Zahrah. Lama Zahrah memikirkan sebabnya, tapi yang didapat Zahrah hanya satu, buntu.
***
“ Oh iya, pulang sekolah ini kalian bisa kan ke musala.”
“ Ta’lim mingguan ya ?”
“ Iya, kamu bisa kan Zahrah?”
“ Hmm, liat nanti ya, soalnya ada temen yang mau minta tolong aku buat nememin ke suatu tempat, kalau ternyata dia jadi, aku ngga bisa ta’lim soalnya sudah janji sama dia.”
Ayu, Intan, dan Yuli terdiam mendengar penjelasan Zahrah, mereka pikir alasan Zahrah itu kurang syar’i, mengapa Zahrah yang biasanya paling duluan datang jika ada acara ROHIS, sekarang malah lebih memilih untuk pergi dengan temannya itu, begitu pentingkah ?
“ Zahrah!”, seorang siswa laki-laki yang sangat mereka kenal memanggil Zahrah. Zahrah menoleh dan mencari-cari asal suara. Setelah sesaat siswa laki-laki yang sama-sama merupakan anggota ROHIS berdiri didepan Zahrah.
“ Rizky.”, Zahrah terkejut.
“ Jadi kan ? eh sebelumnya assalammualaikum..”, Rizky salah tingkah karena semua teman-teman Zahrah jadi melihat ke Rizky.
“ Wa’alaikumussalam.”, jawab teman-teman Zahrah hampir berbarengan.
“ Iya jadi.”, jawab Zahrah.
Zahrah tidak enak dengan teman-temannnya yang seperti kurang suka dengan hadirnya Rizky.
“ Hmm, Zahrah kami balik kekelas dulu yah, assalammualaikum.”
Belum sempat Zahrah menjawab salam dari teman-temannya, mereka langsung pergi dari hadapan Zahrah.
“ Wa’alaikumussalam warrahmatullah.”, Zahrah menjawab dalam hati.
***
Dikelas, Rizky tampak sedang berdiskusi dengan teman-temannya dikelas. Zahrah masuk menghampiri Rizky.
“ Assalammu’alaikum.”
Zahrah memberi salam pada Rizky dan teman-teman Rizky. Sontak semua perhatian tertuju pada Zahrah. Salah satu teman Rizky berkata,
“ Wah..wah.. Rizky ada ayangmu tuh.”
“ Suka sotoy kamu.”, Rizky membela. Lalu menghampiri Zahrah.
“ Nanti kita sambung lagi diskusinya, aku mau bicara dengan Zahrah dulu ya, Assalammualaikum.”
Rizky mengajak Zahrah menjauh dari kelasnya.
“ Wa’alaikumussalam, eciiieeeeee.”, dari kejauhan teman-teman Rizky menggoda.
Dibawah pohon depan kelas Rizky, Zahrah dan Rizky duduk sambil berbicara dengan serius. Mereka tidak takut sedikitpun jika mereka sampai digosipkan pacaran saat itu. Namun sayang salah satu anggota ROHIS, Meidia, memergoki mereka berdua sedang ngobrol . Rasa penasaran atau apalah, yang membuat Meidia sampai mencuri dengar pembicaraan mereka dibalik pohon.
“ Sebaiknya kita akhiri saja “petak umpet” ini ?”
“ Apa? aku ngga bisa Rizky, kalau sampai ada orang yang tahu hubungan aku dengan kamu, aku malu Rizky.. apalagi kalau teman-teman ROHIS sampai tahu.”
“ Jadi gimana lagi, mau terus-terusan menutupi ?”
Zahrah terdiam.
Kressek.
Saking terkejutnya, Meidia tidak sengaja menginjak rumput kering didepannya.
“ Sepertinya ada orang disana ?”, Zahrah bertanya pada Rizky karena heran dengan bunyi itu.
Meidia perlahan mundur. Dia seperti menangkap sesuatu dari percakapan antara Zahrah dan Rizky barusan. Media sudah dapat menyimpulkan.
“ Bangkai yang disembunyikan lambat laun akan tercium juga.”, guman Meidia sambil berlari menjauh.
***
“ Kau tidak bohong kan, Mei ?”, Rina, sang ketua keputrian ROHIS menimpali.
“ Aku bersumpah dan bersaksi bahwa Zahrah sama Rizky punya hubungan khusus.”, Meidia menjelaskan dengan semangat, layaknya sedang berpidato 17 Agustus.
“ Sumpah aku dengar dan lihat sendiri Zahrah dan Rizky sedang membicarakan tentang itu dibawah pohon depan kelasnya Rizky.”, Meidia melanjutkan.
Semua yang ada di Musala terkejut. Semua mendengarkan Meidia dengan seksama. Mereka sangat mempercayai kata-kata Meidia yang terkenal jujur dan tidak pernah bohong.
“ Ini sudah gawat.”, yang lain mengompori.
“ Nama ROHIS akan tercemar jika sesama anggotanya pacaran, apa kata orang nantinya ?”, Meidia semakin gencar memprovokasi yang lain.
“ Tapi tidak ada saksi lain kan yang melihatnya, aku baru percaya jika ada orang lain yang bersaksi.”, Tegas Rina.
Beberapa dari mereka mengangkat tangannya.
“ Kami melihat mereka beberapa hari yang lalu.”, ayu memulai.
“ Mereka berkata sesudah pulang sekolah mereka akan pergi bersama-sama ke suatu tempat.”
“ Astaghfirullah..”, gumam yang lain.
“ Dan Zahrah mengatakannya tanpa tedeng aling-aling.”, Yuli melanjutkan.
“ Iya, tanpa rasa malu sedikitpun.”, kali ini Intan ikut menyahut.
“ Sudah-sudah, kita disini untuk berdiskusi, bukan malah memojokkan Zahrah. Baik, begini saja, kita atur strategi untuk mengingatkan dia atas kekeliruan ataupun kekhilafannya, semoga dengan itu Zahrah bisa sadar dan mengakhiri hubungannya dengan Rizky.”, Rina berusaha menghentikan pembicaraan yang mulai panas.
“ Bagaimana caranya ?”, tanya Meidia.
“ Kita akan singgung sedikit sewaktu rapat pulang sekolah nanti, bertepatan dengan kajian muslimah bulan ini yang mengangkat tema pacaran, aku rasa Zahrah akan sadar.”
“ Semoga saja.”, jawab Meidia cepat.
***
Seminggu berlalu. Zahrah terlihat semakin sering bersama Rizky, bukan hanya anak-anak ROHIS yang tahu, satu SMA sudah menggosipkan Zahrah dan Rizky. Zahrah sangat sedih ketika teman-teman ROHIS menjauhinya. Untung ada Rina yang sikapnya masih seperti dulu, apa karena mereka sudah tahu tentang hubungannya dan Rizky ?
Zahrah sangat ingin bertanya pada Rina, mengapa dia seperti dijauhi setiap datang kemusala, tapi dia takut karena pertanyaannnya, Rina ikut menjauhi dia.
“ Sudahlah kau sebaiknya mengaku saja tentang hubungan kita.”, Rizky berkata tegas.
Zahrah menggeleng.
“ Kalau kau tidak mau, biar aku yang bicara.”, Rahang Rizky mengeras, sepertinya dia sudah lelah menutupi hubungannya dengan Zahrah, Dia hampir beranjak dari duduknya, namun Zahrah menarik tangan Rizky.
“ Kumohon jangan.”, Zahrah hampir menangis.
“ Aku sudah terjebak Rizky, aku tidak bisa, karena jika aku mengatakannya, rasa bersalah itu muncul begitu saja, dan aku tidak mau seperti itu.”, Zahrah menutup mukanya menahan tangis.
“ Tidak ada yang salah, Zahrah. Aku hanya tidak ingin kau dijauhi seperti ini.”
***
Sudah lebih dari 30 menit mereka terdiam. Rina masih menyiapkan diri untuk bertanya pada Zahrah yang kini sudah duduk dihadapannya.
Hanya ada mereka berdua di musala. Yang lain memang disuruh Rina untuk menunggu diluar musala. Agar Zahrah tidak merasa malu dan mau mengakui hubungannya dengan Rizky, yang beberapa minggu terakhir menjadi trending topic anak-anak ROHIS.
“ Zahrah, maaf sebelumnya..., apa boleh aku bertanya ?”, Rina memulai dengan hati-hati.
Zahrah mengangguk pasrah.
“ Kami sayang padamu, Zahrah. Kami takut jika harus kehilanganmu. Kami hanya ingin bertanya apakah hubunganmu dengan Rizky lebih dari sekedar teman ?”
Setelah lama Rina menunggu, akhirnya Zahrah angkat bicara.
“ Iya, Rin.”, tangis Zahrah pecah.
Rina beristighfar, lalu memeluk Zahrah.
“ Sudah sejak kecil aku menutupi hubungan itu, karena aku malu dengan statusku, Rin..”
Ternyata sudah lama mereka pacaran. Pikir Rina kala itu.
“ Dan aku tidak bisa menutupi terus-menerus karena aku takut nanti ada yang salah sangka.”
“ Maksudmu ?”, tanya Rina bingung.
“ Iya, aku takut jika teman-temanku menganggap aku pacaran dengan Rizky.”
Rina bertambah bingung.
“ Jadi apa hubunganmu dengan Rizky ?”, tanya Rina penasaran.
“ Rizky adalah saudara tiriku. Kami satu ayah. Jika aku mengaku saudara riski, aku merasa bersalah pada keluarga Rizky, karena kabarnya ayah Rizky menikahi ibuku tanpa sepengetahuan ibunya Rizky....”
Zahrah tersedu-sedan ditengah-tengah cerita.
“ Kata orang, ibuku merebut suami orang lain, padahal tidak begitu ceritanya...”, Zahrah kembali terisak.
“ Karena itukah kau malu menceritakannya ?”, Rina ikut menitikkan airmatanya. Entah apa yang membuatnya menangis.
“ Aku hanya tidak ingin orang-orang mencela ibuku lagi, cukup sewaktu dia masih hidup dulu...”
Blass.
Bagai terkena aliran listrik, jantung Rina serasa mau copot.
Rina sangat sedih dan kecewa pada dirinya sendiri, mengapa dia sudah tega berburuk sangka pada Zahrah. Rina menangis lalu memeluk Zahrah erat.
“ Hei, ada apa Rin ? mengapa kau ikut menangis ? kau tidak berpikir aku benar-benar pacaran dengan Rizky kan ?”, Zahrah melontarkan pertanyaan itu dengan nada gurauan.
Rina tidak menjawab dengan kata-kata, namun dia menjawab dengan isakan tangis yang semakin lama semakin keras, dipelukan Zahrah.
“ Maafkan aku, Zahrah..”
Tangis Rina pecah dipundak Zahrah.
***tamat***
gimana, Bisa diambil ibroh nya ?
oke, Salah 3 ibrohnya.. :p
- Jangan mudah terprovokasi dengan kabar yang belum tentu benar
- Carilah seribu alasan untuk berhusnudzon jika mengetahui kejelekan orang lain
- Jangan menyebarluaskan sesuatu yang belum tentu benar, lebih baik diam.
Bisa ??
insyaAllah.
original created by Tiara Sonia
karena ini cerpen, mau copas jgn lupa cantumkan sumbernya yaa. :)
Silahkan bergabung di page Cinta,Izinkan Aku Menunduk
disana akan di posting tausiyah2 dan artikel bermanfaat lainnya.
afwan.
-Mari Beramal Jariah dengan Berkarya-
nih, dibawah ada ilustrasi sebuah cerpen yang sudah lama ana buat, semoga bisa diambil ibrohnya.. :)
Antara Zahrah dan Rizky
Kejadian siang tadi terus menerus berputar dibenak Zahrah, berulang-ulang bagaikan kaset yang rusak. Kejadian yang terjadi sewaktu rapat ROHIS tadi, tapi lebih tepatnya seseorang yang ada dirapat tadi yang membuatnya kini seperti sedang resah. Meidia yang menatap Zahrah dengan tidak ramah.
Zahrah bingung mengapa mereka seperti berjarak dengan Zahrah selama rapat kajian muslimah berlangsung. Yang membuat Zahrah resah adalah mereka seperti sedang menyinggung Zahrah. Lama Zahrah memikirkan sebabnya, tapi yang didapat Zahrah hanya satu, buntu.
***
“ Oh iya, pulang sekolah ini kalian bisa kan ke musala.”
“ Ta’lim mingguan ya ?”
“ Iya, kamu bisa kan Zahrah?”
“ Hmm, liat nanti ya, soalnya ada temen yang mau minta tolong aku buat nememin ke suatu tempat, kalau ternyata dia jadi, aku ngga bisa ta’lim soalnya sudah janji sama dia.”
Ayu, Intan, dan Yuli terdiam mendengar penjelasan Zahrah, mereka pikir alasan Zahrah itu kurang syar’i, mengapa Zahrah yang biasanya paling duluan datang jika ada acara ROHIS, sekarang malah lebih memilih untuk pergi dengan temannya itu, begitu pentingkah ?
“ Zahrah!”, seorang siswa laki-laki yang sangat mereka kenal memanggil Zahrah. Zahrah menoleh dan mencari-cari asal suara. Setelah sesaat siswa laki-laki yang sama-sama merupakan anggota ROHIS berdiri didepan Zahrah.
“ Rizky.”, Zahrah terkejut.
“ Jadi kan ? eh sebelumnya assalammualaikum..”, Rizky salah tingkah karena semua teman-teman Zahrah jadi melihat ke Rizky.
“ Wa’alaikumussalam.”, jawab teman-teman Zahrah hampir berbarengan.
“ Iya jadi.”, jawab Zahrah.
Zahrah tidak enak dengan teman-temannnya yang seperti kurang suka dengan hadirnya Rizky.
“ Hmm, Zahrah kami balik kekelas dulu yah, assalammualaikum.”
Belum sempat Zahrah menjawab salam dari teman-temannya, mereka langsung pergi dari hadapan Zahrah.
“ Wa’alaikumussalam warrahmatullah.”, Zahrah menjawab dalam hati.
***
Dikelas, Rizky tampak sedang berdiskusi dengan teman-temannya dikelas. Zahrah masuk menghampiri Rizky.
“ Assalammu’alaikum.”
Zahrah memberi salam pada Rizky dan teman-teman Rizky. Sontak semua perhatian tertuju pada Zahrah. Salah satu teman Rizky berkata,
“ Wah..wah.. Rizky ada ayangmu tuh.”
“ Suka sotoy kamu.”, Rizky membela. Lalu menghampiri Zahrah.
“ Nanti kita sambung lagi diskusinya, aku mau bicara dengan Zahrah dulu ya, Assalammualaikum.”
Rizky mengajak Zahrah menjauh dari kelasnya.
“ Wa’alaikumussalam, eciiieeeeee.”, dari kejauhan teman-teman Rizky menggoda.
Dibawah pohon depan kelas Rizky, Zahrah dan Rizky duduk sambil berbicara dengan serius. Mereka tidak takut sedikitpun jika mereka sampai digosipkan pacaran saat itu. Namun sayang salah satu anggota ROHIS, Meidia, memergoki mereka berdua sedang ngobrol . Rasa penasaran atau apalah, yang membuat Meidia sampai mencuri dengar pembicaraan mereka dibalik pohon.
“ Sebaiknya kita akhiri saja “petak umpet” ini ?”
“ Apa? aku ngga bisa Rizky, kalau sampai ada orang yang tahu hubungan aku dengan kamu, aku malu Rizky.. apalagi kalau teman-teman ROHIS sampai tahu.”
“ Jadi gimana lagi, mau terus-terusan menutupi ?”
Zahrah terdiam.
Kressek.
Saking terkejutnya, Meidia tidak sengaja menginjak rumput kering didepannya.
“ Sepertinya ada orang disana ?”, Zahrah bertanya pada Rizky karena heran dengan bunyi itu.
Meidia perlahan mundur. Dia seperti menangkap sesuatu dari percakapan antara Zahrah dan Rizky barusan. Media sudah dapat menyimpulkan.
“ Bangkai yang disembunyikan lambat laun akan tercium juga.”, guman Meidia sambil berlari menjauh.
***
“ Kau tidak bohong kan, Mei ?”, Rina, sang ketua keputrian ROHIS menimpali.
“ Aku bersumpah dan bersaksi bahwa Zahrah sama Rizky punya hubungan khusus.”, Meidia menjelaskan dengan semangat, layaknya sedang berpidato 17 Agustus.
“ Sumpah aku dengar dan lihat sendiri Zahrah dan Rizky sedang membicarakan tentang itu dibawah pohon depan kelasnya Rizky.”, Meidia melanjutkan.
Semua yang ada di Musala terkejut. Semua mendengarkan Meidia dengan seksama. Mereka sangat mempercayai kata-kata Meidia yang terkenal jujur dan tidak pernah bohong.
“ Ini sudah gawat.”, yang lain mengompori.
“ Nama ROHIS akan tercemar jika sesama anggotanya pacaran, apa kata orang nantinya ?”, Meidia semakin gencar memprovokasi yang lain.
“ Tapi tidak ada saksi lain kan yang melihatnya, aku baru percaya jika ada orang lain yang bersaksi.”, Tegas Rina.
Beberapa dari mereka mengangkat tangannya.
“ Kami melihat mereka beberapa hari yang lalu.”, ayu memulai.
“ Mereka berkata sesudah pulang sekolah mereka akan pergi bersama-sama ke suatu tempat.”
“ Astaghfirullah..”, gumam yang lain.
“ Dan Zahrah mengatakannya tanpa tedeng aling-aling.”, Yuli melanjutkan.
“ Iya, tanpa rasa malu sedikitpun.”, kali ini Intan ikut menyahut.
“ Sudah-sudah, kita disini untuk berdiskusi, bukan malah memojokkan Zahrah. Baik, begini saja, kita atur strategi untuk mengingatkan dia atas kekeliruan ataupun kekhilafannya, semoga dengan itu Zahrah bisa sadar dan mengakhiri hubungannya dengan Rizky.”, Rina berusaha menghentikan pembicaraan yang mulai panas.
“ Bagaimana caranya ?”, tanya Meidia.
“ Kita akan singgung sedikit sewaktu rapat pulang sekolah nanti, bertepatan dengan kajian muslimah bulan ini yang mengangkat tema pacaran, aku rasa Zahrah akan sadar.”
“ Semoga saja.”, jawab Meidia cepat.
***
Seminggu berlalu. Zahrah terlihat semakin sering bersama Rizky, bukan hanya anak-anak ROHIS yang tahu, satu SMA sudah menggosipkan Zahrah dan Rizky. Zahrah sangat sedih ketika teman-teman ROHIS menjauhinya. Untung ada Rina yang sikapnya masih seperti dulu, apa karena mereka sudah tahu tentang hubungannya dan Rizky ?
Zahrah sangat ingin bertanya pada Rina, mengapa dia seperti dijauhi setiap datang kemusala, tapi dia takut karena pertanyaannnya, Rina ikut menjauhi dia.
“ Sudahlah kau sebaiknya mengaku saja tentang hubungan kita.”, Rizky berkata tegas.
Zahrah menggeleng.
“ Kalau kau tidak mau, biar aku yang bicara.”, Rahang Rizky mengeras, sepertinya dia sudah lelah menutupi hubungannya dengan Zahrah, Dia hampir beranjak dari duduknya, namun Zahrah menarik tangan Rizky.
“ Kumohon jangan.”, Zahrah hampir menangis.
“ Aku sudah terjebak Rizky, aku tidak bisa, karena jika aku mengatakannya, rasa bersalah itu muncul begitu saja, dan aku tidak mau seperti itu.”, Zahrah menutup mukanya menahan tangis.
“ Tidak ada yang salah, Zahrah. Aku hanya tidak ingin kau dijauhi seperti ini.”
***
Sudah lebih dari 30 menit mereka terdiam. Rina masih menyiapkan diri untuk bertanya pada Zahrah yang kini sudah duduk dihadapannya.
Hanya ada mereka berdua di musala. Yang lain memang disuruh Rina untuk menunggu diluar musala. Agar Zahrah tidak merasa malu dan mau mengakui hubungannya dengan Rizky, yang beberapa minggu terakhir menjadi trending topic anak-anak ROHIS.
“ Zahrah, maaf sebelumnya..., apa boleh aku bertanya ?”, Rina memulai dengan hati-hati.
Zahrah mengangguk pasrah.
“ Kami sayang padamu, Zahrah. Kami takut jika harus kehilanganmu. Kami hanya ingin bertanya apakah hubunganmu dengan Rizky lebih dari sekedar teman ?”
Setelah lama Rina menunggu, akhirnya Zahrah angkat bicara.
“ Iya, Rin.”, tangis Zahrah pecah.
Rina beristighfar, lalu memeluk Zahrah.
“ Sudah sejak kecil aku menutupi hubungan itu, karena aku malu dengan statusku, Rin..”
Ternyata sudah lama mereka pacaran. Pikir Rina kala itu.
“ Dan aku tidak bisa menutupi terus-menerus karena aku takut nanti ada yang salah sangka.”
“ Maksudmu ?”, tanya Rina bingung.
“ Iya, aku takut jika teman-temanku menganggap aku pacaran dengan Rizky.”
Rina bertambah bingung.
“ Jadi apa hubunganmu dengan Rizky ?”, tanya Rina penasaran.
“ Rizky adalah saudara tiriku. Kami satu ayah. Jika aku mengaku saudara riski, aku merasa bersalah pada keluarga Rizky, karena kabarnya ayah Rizky menikahi ibuku tanpa sepengetahuan ibunya Rizky....”
Zahrah tersedu-sedan ditengah-tengah cerita.
“ Kata orang, ibuku merebut suami orang lain, padahal tidak begitu ceritanya...”, Zahrah kembali terisak.
“ Karena itukah kau malu menceritakannya ?”, Rina ikut menitikkan airmatanya. Entah apa yang membuatnya menangis.
“ Aku hanya tidak ingin orang-orang mencela ibuku lagi, cukup sewaktu dia masih hidup dulu...”
Blass.
Bagai terkena aliran listrik, jantung Rina serasa mau copot.
Rina sangat sedih dan kecewa pada dirinya sendiri, mengapa dia sudah tega berburuk sangka pada Zahrah. Rina menangis lalu memeluk Zahrah erat.
“ Hei, ada apa Rin ? mengapa kau ikut menangis ? kau tidak berpikir aku benar-benar pacaran dengan Rizky kan ?”, Zahrah melontarkan pertanyaan itu dengan nada gurauan.
Rina tidak menjawab dengan kata-kata, namun dia menjawab dengan isakan tangis yang semakin lama semakin keras, dipelukan Zahrah.
“ Maafkan aku, Zahrah..”
Tangis Rina pecah dipundak Zahrah.
***tamat***
gimana, Bisa diambil ibroh nya ?
oke, Salah 3 ibrohnya.. :p
- Jangan mudah terprovokasi dengan kabar yang belum tentu benar
- Carilah seribu alasan untuk berhusnudzon jika mengetahui kejelekan orang lain
- Jangan menyebarluaskan sesuatu yang belum tentu benar, lebih baik diam.
Bisa ??
insyaAllah.
original created by Tiara Sonia
karena ini cerpen, mau copas jgn lupa cantumkan sumbernya yaa. :)
Silahkan bergabung di page Cinta,Izinkan Aku Menunduk
disana akan di posting tausiyah2 dan artikel bermanfaat lainnya.
afwan.
-Mari Beramal Jariah dengan Berkarya-
0 komentar:
Posting Komentar