Senin, 30 April 2012

LA TAGHDAB

Di suatu sore, ada seorang anak yang mengadu pada ayahnya bahwa ia sering sekali tidak dapat menahan amarahnya, dia ingin ayahnya memberi nasehat padanya agar dia dapat mengubah kebiasaannya itu.

Ayahnya menatapnya sejenak lalu berujar,
“Bawakan ayah sebuah palu dan sekantong paku.”
Sang anak bingung, tapi segera dipenuhinyalah keinginan ayahnya, sesaat kemudian sang anak telah datang kembali bersama palu dan sekantong paku di tangannya.
“Cobalah kau lampiaskan amarahmu dengan memukulkan paku itu ke pagar depan rumah kita. Setiap kali kau marah, pukullah satu paku di pagar itu.”
Sang anak paham dengan perintah ayahnya. Hari pertama ada sekitar 20 paku yang dipukulkannya kepagar rumahnya.
Setelah itu, dia sadar bahwa memukulkan paku kepagar lebih sulit untuk dilakukan daripada menahan amarahnya.
Hari kedua ada sekitar 10 paku, hari berikutnya 5 paku, dan sampai saat ketika ia tidak memukulkan satu paku pun di pagarnya, yang berarti dia telah sukses menahan amarahnya seharian.
Sang anak mengadu kembali pada ayahnya,
“Ayah, hari ini tidak ada satu paku  pun yang kupukul dipagar, itu berarti aku sudah bisa menahan amarahku.”
Ayahnya tersenyum seraya berkata,
“Baiklah, setelah ini, cabutlah 1 paku dipagar itu untuk satu hari yang kau lalui tanpa amarah.”
Sang anak mengerti.
Hari demi hari dilaluinya, dan selama itu pula ia terus mencabut satu paku di pagarnya sampai tak ada satu paku pun yang tersisa dipagar itu.
Lalu, Ayahnya berkata,
“Lihatlah anakku, paku yang telah kau tancapkan, akan menjadi lubang dan berbekas dipagar itu. Begitupun jika kau tak pandai menjaga amarahmu, kau akan meninggalkan bekas luka dihati orang-orang disekitarmu yang menjadi pelampiasan amarahmu, melalui kata-katamu ataupun tingkah lakumu.”
***
La Tahgdab wa lakal jannah

Janganlah marah, bagimu surga


:

0 komentar:

Posting Komentar