Minggu, 25 Maret 2012

ANDAI AKU BERTEMU RASULULLAH SAW

Ya, mari kita berandai-andai,
jikalau waktu kita singkat didunia ini… sangat singkat…

Ketika cita-cita serta ambisi belum kesampaian,
Ketika bekal akhirat belum sepenuhnya kita raih,
Ketika tujuan hidup didunia belum menjadi prioritas utama,

Singkat kata, andai malaikat izrail datang mencabut nyawa kita.
Tibalah saatnya hari pembalasan.

Semua manusia dari nabi Adam sampai manusia terakhir dikumpulkan di padang mahsyar..

Hari itu tak ada pertolongan lain selain pertolongan Allah, tidak ada naungan lain selain naungan Allah, dan tidak ada rahmat lain, selain rahmat Allah..

Namun, ada sesuatu selain itu semua yang dapat menolong kita..
Syafaat dari baginda nabi besar Muhammad SAW,

Ya, Nabi istimewa penutup nabi-nabi sebelumnya, beliau memberi syafaat pada umatnya yang beliau kehendaki, memberi syafaat kepada umatnya yang amalannya mampu dan pantas untuk dilirik oleh beliau.

Hmmm.. Andai, aku bertemu Rasulullah..
hanya diam yang dapat aku lakukan.

Teringat semua aktivitas dan perbuatan yang aku lakukan didunia,
Jauh sekali dari “Layak” untuk diberi syafaat dari beliau..

Lisan ini masih sering menyanyikan lagu-lagu yang merusak hati, masih sering menggunjing saudara sendiri, masih sering menyakiti hati orang lain.

Namun sayangnya, Sang Rasul memberi syafaat pada umatnya yang sering bersalawat padanya, yang menjaga pembicaraannya dari maksiat, yang lisannya selalu berzikir pada Allah..

Hati ini selalu menghadirkan serta membiarkan rasa iri, dengki, riya’,sombong, dan takabur menghiasi. Rasa-rasa itu selalu hadir tanpa pernah kuusir dengan istighfar untuk memohon ampunan, semua kubiarkan, semua menjadi noda yang terus menempel dihatiku.


Namun sayangnya, Sang Rasul memberi syafaat pada umatnya yang bersih hatinya, putih nuraninya, yang selalu menjaga hatinya dari noda-noda hitam..

Mata ini masih sering melihat apa yang bukan hakku, masih terpesona pada ciptaanMu, masih sering terpukau dan menikmati pemandangan yang haram bagiku, tanpa berpikir untuk mengalihkan atau menundukkan pandanganku.

Namun sayangnya, Sang Rasul memberi syafaat pada umatnya yang tidak menuruti nafsunya, yang selalu menjaga pandangannya, yang selalu menggunakan nikmat melihat dari Allah untuk terus mengkaji kebesaran-Nya..

Fikiran ini sepenuhnya masih dikendalikan oleh dunia, kuhabiskan tenagaku untuk berpikir keras bagaimana bisa mendapatkan kenikmatan hidup didunia, berusaha untuk bisa menggenggam dunia, menakhlukan dunia.

Namun sayangnya, Sang Rasul memberi syafaat pada umatnya yang lebih memilih mengejar kehidupan akhirat, karena jika mengejar akhirat, maka dunia pun akan mengiringinya..

Lalu…

Dimana mukaku akan kutaruh ?

Jika Baginda Rasulullah SAW menanyakan berapa banyak surah Al-quran yang kuhapal sewaktu didunia??

Yang pada kenyataanya tidak lebih banyak dari hapalan lagu-lagu
nasyid idolaku didunia dulu..

Dimana mukaku akan kutaruh ?

Jika Baginda Rasulullah SAW menanyakan berapa sering kugunakan lidah ini untuk bershalawat pada beliau??

Yang pada kenyataanya tidak lebih banyak daripada menggunjing, memfitnah, serta berbicara yang sia-sia..

Dimana mukaku akan kutaruh ?

Jika Baginda Rasulullah SAW menanyakan padaku apa yang kutahu tentang beliau ? hapal diluar kepalakah aku pada sirah nabawiyah ? hapalkah aku silsilah keturunan keluarga beliau ?

Yang pada kenyataanya, jauh lebih sedikit kuhapal daripada ingatanku pada silsilah keturunan, keluarga, serta bagaimana kehidupan tentang artis idolaku.. apa yang akan kujawab jika beliau bertanya siapa ayah beliau ? kakek beliau ? kakek buyut beliau ? dan seterusnya ?

Dimana mukaku akan kutaruh ?

Jika Baginda Rasulullah menanyakan padaku berapa banyak yang kutahu tentang amalan-amalan yang merujuk pada hadistnya ??
Berapa banyak yang kuhapal ?

Kali ini aku jujur, tidak banyak yang kuhapal bahkan sangat sedikit, semua memori otakku kugunakan untuk menghapal ilmu-ilmu dunia yang kupelajari didunia dulu.. namun bukankah semua harus seimbang ?

Urusan dunia juga urusan akhirat ? ilmu dunia juga ilmu akhirat ? amalan-amalan untuk didunia juga tentunya untuk akhirat…

Ya, andai aku bertemu Rasulullah..
aku bahkan tak bisa membayangkannya..

Aku bukan apa-apa dibanding para umatnya yang lain, yang mungkin lisannya terbiasa untuk bersalawat, mengamalkan al-quran dan hadistnya, yang bibirnya selalu dihiasi oleh zikir pada-Nya, yang memang pantas untuk dilirik oleh beliau..

Dari sekian banyak umatnya, mungkin aku tak pantas diberi syafaat olehnya, mungkin juga beliau sama sekali tak mengenaliku karena sedikitnya amalanku, mungkin ada atau tidak adanya aku sama sekali tak dirasakan beliau..

Namun, mulai hari ini, mulai saat ini, selama malaikat izrail belum menemuiku, selama nyawa belum mencapai tenggorokanku..
Aku akan menjadi umatnya yang berharap bisa dikenalinya, berharap bisa diberi syafaat olehnya..

Aku akan berusaha mencintai Allah dan beliau,
Seperti beliau yang sangat mencintai umatnya..

Ya Rasulullah..
Aku berharap, jikalau aku bertemu denganmu nanti dipadang mahsyar, semuanya sudah kupersiapkan,
aku berharap, disana aku bisa dikenali olehmu sebagai salah satu umatmu,,
dan ketika itu pula aku tidak hanya diam menunduk malu dan gemetar pasrah pada yaumil hisab nanti, namun sebaliknya, aku bisa tersenyum gembira tiada terkira ketika kau menoleh padaku dan mengenaliku sebagai salah satu umatmu..
semoga. Aamiiinn..

By : Tiara Sonia
***

2 komentar: