Minggu, 30 September 2012

WHY IS MY HIJAB YOUR PROBLEM?

By. Sonia Faiqah
Hijab. Satu kata yang bermakna luas. Hijab artinya yang membatasi, bisa juga berarti jilbab, atau sebutan untuk kain yang memisahkan antara makmum lak-laki dan makmum wanita. Namun dari itu semua, hijab dapat disimpulkan menjadi sebuah kata sakral yaitu pembatas.

Hijab berfungsi untuk menjaga hati, menjaga jasad, dan menjaga pikiran kita dari apa-apa yang diharamkan

oleh Allah.

Saya mengkerucutkan penjelasan saya untuk membahas mengenai hijab yang biasa dipakai oleh muslimah yaitu jilbab.

Banyak dari kita merasa terusik jika ada diantara kita yang mengenakan jilbab yang super duper panjang.

Coba lihat beberapa komentar untuk para jilbaber tersebut,

“Wualah, itu jilbab apa mantel?”

“Lihat Jilbab si Anu, udah mau nyapu lantai, bersih dong.”

“Jilbabnya lebay banget, bukannya yang diwajibkan itu cuma sampe dada.”

Dan masih banyak lagi komentar-komentar lain yang tak kalah menyakitkan di sekitar kita.

Sebenarnya ada apa?

“WHY IS MY HIJAB YOUR PROBLEM??”

Apakah dengan berjilbab lebar lalu hal itu mengganggu kalian?

Apa dengan penampilan kami seperti ini maka akan mengurangi jatah rezeki kalian?

Ataukah dengan mengulurkan jilbab kami ini berarti kami lebih baik dari kalian?

Saya dan anda tahu bahwa jawabannya adalah TIDAK.

Dan bukan hanya itu, saya miris melihat seorang ibu muslimah yang berusaha berhijab dengan sempurna, dia mengenakan jilbab dan cadar tetapi karena itu pula ia lalu dijauhi oleh rombongan ibu-ibu ketika berbelanja di warung.

Sebenarnya apa yang salah? Pertanyaan ini sudah lama menggantung tanpa pernah ada jawaban. Tapi Alhamdulillah, Allah memberi pencerahan ketika ada diskusi para akhwat yang membahas mengenai ini dan saya ada disana.

Saya jadi mengerti, yang salah hanyalah satu, yaitu Mindset (pikiran) kita. Pikiran kita sudah terjejali dengan isu-isu negatif oleh media yang selalu dilekatkan pada mereka para muslimah bercadar atau muslimah yang berjilbab panjang dan syar’i.

Perasaan terganggu, tidak terbiasa, bahkan was-was adalah akibat dari Mindset kita yang salah.

Jika saya mengemukakan suatu pendapat bahwa,
“Muslimah bercadar itu keren.”

Apa ada yang setuju lalu memepercayainya? Saya jamin tidak.

Karena media telah lebih dulu melekatkan isu terroris, aliran sesat, eksklusif, dan ekstrimis pada mereka yang mengenakan cadar atau berjilbab panjang dan syar’i.

Jikalau saja, media memberitakan kehidupan dari seorang tokoh muslimah bercadar secara jujur dan terbuka seperti contoh dibawah ini,

“Seorang Ibu bernama Khadijah ini telah membesarkan tiga orang putra yang semuanya telah menjadi dokter, Ibu bercadar ini bekerja sebagai seorang dosen yang pernah mendapat predikat dosen teladan di Universitas tempat dia mengajar, dan ibu ini juga seorang wiraswasta sukses yang membuka usaha restauran halal di beberapa negara maju di dunia.”

Jika ada berita seperti ini, mungkin Mindset kita akan berubah menjadi,
“Muslimah bercadar memang keren.”

Bahkan bukan tidak mungkin kita akan menjadikannya salah satu teladan yang patut kita contoh.

Maka dari itu saya (Penulis) mengajak pembaca untuk tidak mudah terpengaruh pada media yang menjelek-jelekkan islam dan seluruh muslim didunia. Yakinlah, islam itu benar dan islam adalah satu-satunya agama yang diterima dan diridhoi oleh Allah.

“Barangsiapa mencari agama selain agama islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya. Dan dia di akhirat nanti termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Ali Imran : 85)

Jangan pernah minder menjadi seorang muslimah, tugas kita bukan untuk bersembunyi lalu terwarnai oleh dunia, namun tugas kita ialah mewarnai, layaknya bunga teratai yang indah dan akan tetap indah walau dikelilinngi oleh air yang keruh.

Angkat wajahmu, keluarlah dari persembunyianmu, lalu ucapkan,
“Saksikan bahwa aku seorang muslimah, hijab is my identity not compulsion!”

Siap ?
^.^

0 komentar:

Posting Komentar